Profil Desa Paripurno

Ketahui informasi secara rinci Desa Paripurno mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Paripurno

Tentang Kami

Profil Desa Paripurno, Salaman, Magelang. Kenali inovasi agrowisata kebun anggur yang viral, potensi pertanian organik, dan semangat pemberdayaan petani sebagai model ketahanan pangan di perbukitan Menoreh.

  • Pionir Agrowisata Anggur

    Desa Paripurno berhasil melakukan inovasi pertanian dengan mengembangkan kebun anggur di dataran menengah, yang kini menjadi daya tarik agrowisata utama di Magelang.

  • Basis Pertanian Organik

    Desa ini secara aktif menggalakkan praktik pertanian organik untuk sayuran dan padi, menjadikannya sebagai model desa sehat dan berkelanjutan.

  • Inovasi Berbasis Komunitas Petani

    Kemajuan desa digerakkan oleh inisiatif dan keberanian kelompok tani lokal yang berani mencoba komoditas baru dan metode pertanian modern untuk meningkatkan kesejahteraan.

XM Broker

Terletak di antara lanskap hijau Perbukitan Menoreh, Desa Paripurno di Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, muncul sebagai sebuah teladan inovasi agrikultur dan pariwisata berbasis komunitas. Jika desa-desa di sekitarnya mengandalkan komoditas tradisional, Paripurno membuat gebrakan dengan berhasil mengembangkan perkebunan anggur yang kini menjadi destinasi agrowisata populer. Keberhasilan ini, ditambah dengan komitmen kuat pada pertanian organik, menandai transformasi Paripurno dari desa agraris konvensional menjadi laboratorium hidup bagi pengembangan pertanian modern yang berkelanjutan dan berdaya saing.

Kondisi Geografis dan Demografi Desa

Desa Paripurno secara administratif berada di Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya di lereng Perbukitan Menoreh memberikan anugerah berupa tanah vulkanik yang subur dengan kontur wilayah yang bervariasi dari dataran landai hingga perbukitan. Luas wilayah Desa Paripurno tercatat sekitar 275 hektare. Wilayah ini dimanfaatkan secara produktif untuk lahan persawahan, tegalan, perkebunan dan pemukiman penduduk.Adapun batas-batas wilayah Desa Paripurno ialah sebagai berikut:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Sriwedari

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Kebonrejo

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Ngargoretno

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Kalirejo

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, jumlah penduduk di Desa Paripurno mencapai sekitar 3.200 jiwa. Dengan luas wilayah yang ada, tingkat kepadatan penduduknya tergolong ideal untuk sebuah desa agraris, memungkinkan keseimbangan antara ruang hidup dan lahan produktif. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani, yang menjadi tulang punggung utama perekonomian desa selama beberapa generasi sebelum diversifikasi ke sektor agrowisata dimulai.

Sejarah Transformasi Pertanian Desa

Secara historis, masyarakat Desa Paripurno merupakan petani ulet yang membudidayakan tanaman pangan pokok seperti padi, jagung, dan umbi-umbian, serta tanaman hortikultura lainnya. Kehidupan mereka berjalan selaras dengan ritme alam dan musim tanam. Namun ketergantungan pada komoditas yang sama dengan desa-desa lain sering kali menyebabkan fluktuasi harga dan tingkat kesejahteraan yang stagnan. Kesadaran inilah yang mendorong sekelompok petani visioner untuk mencari terobosan baru.Titik balik transformasi desa terjadi ketika para petani, yang dimotori oleh kelompok tani setempat, memutuskan untuk bereksperimen dengan tanaman yang tidak lazim dibudidayakan di ketinggian tersebut, yakni anggur. Dengan riset mandiri dan semangat coba-coba, mereka berhasil membuktikan bahwa varietas anggur tertentu dapat tumbuh subur dan berbuah lebat di tanah Paripurno. Keberhasilan awal ini dengan cepat menyebar dan menginspirasi petani lain untuk ikut serta, mengubah lahan-lahan yang sebelumnya kurang produktif menjadi kebun anggur yang menjanjikan. Inisiatif ini merupakan langkah berani yang mengubah wajah pertanian dan ekonomi desa secara fundamental.

Pilar Ekonomi: Agrowisata Anggur dan Pertanian Organik

Perekonomian Desa Paripurno kini berdiri kokoh di atas dua pilar utama yang saling memperkuat: agrowisata anggur sebagai magnet pengunjung dan pertanian organik sebagai fondasi ketahanan pangan dan produk berkualitas.Inovasi terbesar yang menjadi ikon desa merupakan pengembangan agrowisata kebun anggur. Salah satu yang paling dikenal ialah Kebun Anggur Plenten, yang dikelola secara komunal oleh petani setempat. Di sini, pengunjung tidak hanya dapat menikmati pemandangan kebun yang asri, tetapi juga merasakan sensasi memetik buah anggur langsung dari pohonnya. Edukasi mengenai cara budidaya anggur juga menjadi bagian dari pengalaman wisata yang ditawarkan. Keberhasilan ini secara langsung menciptakan lapangan kerja baru dan memicu pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sekitarnya, seperti penjualan bibit anggur, olahan jus, dan kuliner lokal.Sejalan dengan pengembangan agrowisata, Desa Paripurno juga mengukuhkan identitasnya sebagai sentra pertanian organik. Gerakan ini didasari oleh kesadaran akan pentingnya menghasilkan pangan yang sehat dan menjaga kelestarian lingkungan. Para petani didorong untuk meninggalkan pupuk kimia dan pestisida, beralih ke pupuk organik dan metode pengendalian hama alami. Komoditas organik yang dikembangkan meliputi sayuran-sayuran segar dan beras organik. Produk-produk ini tidak hanya memiliki nilai jual yang lebih tinggi, tetapi juga mulai diminati oleh pasar yang lebih luas yang sadar akan kesehatan.

Peran Serta Pemerintah dan Kekuatan Kelompok Tani

Transformasi Desa Paripurno mustahil terjadi tanpa adanya sinergi yang kuat antara pemerintah desa, masyarakat, dan terutama kelompok tani sebagai motor penggerak utama. Pemerintah Desa Paripurno memainkan peran krusial sebagai fasilitator dengan memberikan dukungan kebijakan, mempermudah akses permodalan, serta membantu pembangunan infrastruktur pendukung seperti jalan usaha tani dan akses menuju lokasi agrowisata.Namun, denyut nadi inovasi sesungguhnya berada di dalam kelompok-kelompok tani. Mereka menjadi wadah bagi para petani untuk belajar, berbagi pengetahuan, dan berkolaborasi. Keberanian mereka untuk mengambil risiko menanam anggur dan komitmen untuk beralih ke sistem organik menunjukkan betapa besar potensi komunitas jika diberdayakan dengan baik. Kelompok tani ini secara aktif mencari informasi, menjalin kemitraan, dan memasarkan produk mereka secara kolektif.Sujitno, selaku Kepala Desa Paripurno, menyatakan bahwa pemberdayaan petani merupakan kunci utama keberhasilan. "Kami di pemerintahan desa hanya mendukung dan memfasilitasi. Ide besar dan kerja keras datang dari para petani itu sendiri. Keberhasilan kebun anggur dan pertanian organik ini membuktikan bahwa petani kita cerdas dan mampu berinovasi. Visi kami ke depan yakni menjadikan Paripurno tidak hanya sebagai tujuan wisata, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran agrikultur modern bagi siapa saja yang ingin belajar," ungkapnya.

Prospek Masa Depan dan Tantangan Inovasi

Dengan fondasi yang telah dibangun, Desa Paripurno memiliki prospek masa depan yang sangat cerah. Rencana pengembangan selanjutnya mencakup diversifikasi produk olahan anggur menjadi produk bernilai tambah tinggi seperti selai, sirup, atau bahkan minuman fermentasi non-alkohol. Di sektor pertanian organik, targetnya ialah mendapatkan sertifikasi organik berskala nasional untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan kepercayaan konsumen. Peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan digital marketing juga menjadi fokus agar promosi desa dapat menjangkau audiens yang lebih luas.Meski demikian, beberapa tantangan tetap ada di depan mata. Perubahan iklim yang tidak menentu dapat memengaruhi siklus panen anggur dan tanaman organik. Selain itu, serangan hama dan penyakit tanaman tetap menjadi ancaman yang memerlukan solusi inovatif dan ramah lingkungan. Menjaga konsistensi kualitas produk di tengah meningkatnya permintaan juga menjadi pekerjaan rumah yang harus dijawab melalui standardisasi proses produksi dan pengawasan mutu yang ketat.

Penutup

Desa Paripurno telah menuliskan babak barunya sebagai desa yang dinamis, inovatif, dan berdaya. Melalui keberanian untuk keluar dari zona nyaman pertanian konvensional, desa ini berhasil menciptakan identitas unik sebagai sentra agrowisata anggur dan pertanian organik di Kabupaten Magelang. Kisah Paripurno memberikan pelajaran berharga bahwa inovasi yang lahir dari inisiatif komunitas, ketika didukung oleh kebijakan yang tepat, mampu menghasilkan lompatan kesejahteraan yang signifikan. Desa ini bukan lagi sekadar sebidang tanah subur, melainkan sebuah bukti hidup bahwa masa depan pertanian Indonesia terletak di tangan para petani yang kreatif dan berani bermimpi.